Bahasa Indonesia di masa kerajaan
Sebagai bangsa Indonesia, dan terlahir ditanah Indonesia, siapa yang tidak kenal dan tidak dapat berbicara bahasa Indonesia, sebuah bahasa yang menyatukan keanekaragaman kekayaan budaya dan bahasa yang ada di Indonesia.
Perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang kaya bisa diamati melalui prasasti batu tulis yang merupakan salah satu bukti sejarah bangsa Melayu di bumi nusantara.
Seluruh prasasti tersebut bertuliskan menggunakan bahasa melayu kuno yang merupakan campuran antara bahasa melayu kuno dengan bahasa sansekerta, berberapanya yaitu :
- Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di tepi Sungai Tatang di Sumatera Sedlatan, yang bertahun 683 Masehi atau 605 Saka ini dianggap prasasti yang paling tua, yang memuat nama Sriwijaya.
- Prasasti Talang Tuwo, bertahun 684 Masehi atau 606 Saka, menjelaskan tentang konstruksi bangunan Taman Srikestra yang dibangun atas perintas Hyang Sri-Jayanaca sebagai lambang keselamatan raja dan kemakmuran negeri. Prasasti ini juga memuat berbagai mantra suci dan berbagai doa untuk keselamatn raja.
- Prasasti Kota Kapur di Pulau Bangsa dan prasasti Karang Brahi di Kambi, keduanya bertahun 686 Masehi atau 608 Saka, isinya hampir sama, yaitu permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan kerajaan Sriwijaya, agar menghukum para penghianat dan orang-orang yang memberontak kedaulatan raja. Juga berisi permohonan keselamatan bagi mereka yang patuh, taat, dan setia kepada raja Sriwijaya
Melalui prasasti tersebut yang mana digunakan pada jaman Sriwijaya dapat disimpulakan bahwa kemungkinan bahasa melayu sudah menjadi bahasa resmi pada jaman tersebut, selain itu pula terdapat beberapa catatan yang bisa dijadikan sumber informasi tentang asal-usul bahasa Melayu. Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya mengalami masa kejayaan relatif cepat oleh lokasinya yang sangat strategis pada Selat Malaka, suatu pusat perdagangan yang penting selama berabad-abad lamanya. Para saudagar dari timur dan barat serta dari Kepulauan Nusantara bertemu dan mengadakan transaksi dagang. Tentu saja bahasa Melayu kuno, menjadi bahasa para saudagar saat itu. Itulah sebabnya maka bahasa Melayu menjadi bahasa resmi Kerajaan Sriwijaya.
Dengan demikian, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat kegiatan kebutuhan manusia dan pusat administrasi kerajaan maupun daerah-daerah jajahannya. Sriwijaya juga merupakan pusat pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan.Sejarah kuno negeri Cina turut membuktikan tentang keberadaan bahasa Melayu tersebut. Pada awal masa penyebaran agama Kristen, pengembara-pengembara Cina yang berkunjung ke Kepulauan Nusantara menjumpai adanya berbagai ragam bahasa. Salah satu di antara itu diidentifikasi sebagai bahasa Melayu.
Pada akhir abad ke-17, bahasa melayu telah menjadi sebuah alat komunikasi yang penting dimalaka, banyak ahli bahasa dan orinentalis menganggap bahwa bahasa Melayu era Kerajaan Sriwijaya adalah semacam bahasa Melayu kuno seperti yang ditunjukkan oleh berbagai inskripsi batu bertulis abad ke-7 Masehi, jadi asumsi bahwa ada hubungan antara bahasa Melayu kuno dan bahasa Melayu era Kerajaan Sriwijaya benar adanya.
Bahasa Indonesia di masa kolonial
Orang-orang Blanda datang pertama kali ke Indonesia bertujuan untuk berdagang. Pada tanggal 20 Maret 1602 mereka mendirikan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) untuk melaksanakan perdagangan. VOC beroperasi di Indonesia selama hampir 200 tahun sampai tahun 1799, menyusul perusahaan itu direorganisasikan menjadi suatu pemerintahan kolonial. Belanda mulai menjajah Indonensia dengan memperoleh nama baru Nederlandsche OOst-Indie (India Belanda).
Sepanjang tahun 1819 – 1824, Pulau Jawa dan Pulau Sumatra diduduki Inggris.
Salah seorang administratur Inggris yang ulung, yang pernah menjadi Gubernur Jenderal di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, yaitu Stamford Raffles, mendirikan Singapura pada bekas kerajaan Tumasik pada tahun 1819.
Dari situlah dimulai konflik antara belanda dan kolonial inggris yang pada saat itu mengguasai melayu bagian utara, pada tahun 1824 akhirnya perseteruan mereka berakhir melalui Traktat London 1824, yang isinya membagi dua nusantara menjadi kepulauan Indonesia dibawah pemerintahan kolonial Belanda, dan semenanjung malaya berada dibawah kekuasaan kolonial inggris, sehingga membagi bahasa melayu berkembang menjadi tiga arah, yaitu:
(a) di Indonesia menjadi Bahasa Indonesia;
(b) di Malaysia menjadi Bahasa Malaysia;
(c) si Brunei menjadi Bahasa Melayu Baku;dan
(d) di Singapura menjadi Bahasa Nasional.
Setelah terpisahnya nusantara bahasa melayu yang digunakan di kepulauan Indonesia bekembang sangat pesat, disebabkan karena penduduk pribumi yang yang multi-etnik dan mempunyai bahasa daerahnya masing-masing, dan menjadi bahasa yang wajib dikuasai oleh orang-orang yang suka belayar dan berdagang, melayu versi johor juga mengalami hal yang sama di semenanjung Malaya dan Singapura,sama halnya dengan di Indonesia
Era puncak bahasa Indonesia
Pada tahun 1920 bahasa Melayu makin populer, dengan menjadi bahasa Balai Pustaka, yang mana semua buku hasil penerbitan Balai Pusataka mempergunakan bahasa Melayu. Sehingga penyebaran bahasa Melayu ke pelosok Nusantara semakin intensif. Semua sekolah dasar di desa-desa mempergunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Di samping itu, bahasa Melayu juga menjadi bahasa para pejuang kemerdekaan Indonesia, puncaknya saat digunakannya bahasa melayu sebagai bahasa yang digunakan dalam acara sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, menjadikan bahasa ini menjadi bahasa persatuan dan akhirnya lahirlah bahasa indonesia yang telah resmi menjadi bahasanya setiap bangsa Indonesia.
Bahkan pada saat akhir-akhir masa penjajaahan pun, saat Indonesia dikuasai oleh bangsa Jepang, bahasa indonesia menjadi satu-satunya bahasa yang digunakan sebagai bahasa penggantar pada semua jenjang pendidikan. Puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan ke seluruh dunia dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dan dimasukan dalam undang-undang dasar negara Indonesia bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan resmi negara Republik Indonesia.
Pada tanggal 16 Agustus 1972 diumumkan pemberlakuan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) di Indonesia dan Malaysia dan membuat tatacara pembentukan istilah di Indonesia dan di Malaysia dalam sebuah majelis bahasa. Yang pada perkembangannya menarik Negara Brunai darussalam dan Republik Singapura untuk ikut bergabung. Keadaan tersebut menjadikan bahasa melayu menjadi bahasa komunikasi luas di kawasan Asia Tenggara.
Namun perkembangan melayu versi johor tidak sepesat dengan yang diIndonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya politik yang dianut oleh negara kolonial inggris saat itu menggunakan empat bahasa resmi yaitu bahasa Melayu, Tamil, Mandarin, dan Inggris. Empat bahasa tersebut menjadi bahasa yang digunakan dilembaga-lembaga pendidikan, dan yang menjadi paling dominan adalah bahasa Inggris sebagai bahasa penggantar. Sehingga kemudaian terbentuklah negara Malaysia yang merdeka dan lepas dari kolonial Inggris.
Hingga saat ini bahasa Melayu, baik yang sekarang menjadi bahasa Indonesia di Indonesia, bahasa Melayu di Malaysia, di Brunai, dan di Singapura, tetap berkembang dan menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi secara efektif. Bahkan, secara de facto telah berperan sebagai bahasa komunikasi luas di Asia Tenggara.
Walaupun disaat perkambangan era informasi yang sangat cepat ini memaksa bahasa asing wajib berkembang pula di Indonesia, seperti bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, bahkan Korea, hal ini disebabkan beberapa negara tersebut telah ber-revolusi menjadi sebuah bangsa yang lebih hebat dari Indonesia, dan telah mengguasai kemajuan teknologi, ekonomi, dan budaya di Asia bahkan di Dunia sekaipun. Diharapkan hal tersebut tidak menjadikan generasi muda di Indonesia tidak lupa dengan bahasa mereka dan nenek moyang yang sebenarnya juga ikut berjuang sama seperti pejuang yang sudah bersusah payah berjuang merebut Kemerdekaan di tanah Indonesia.
Tentunya diharapkan bahasa indonesia akan tetap selalu menjadi bahasa yang dicintai dan dihargai oleh generasi mudanya sendiri, walapun kita sebagai generasi muda Indonesia juga wajib ikut serta membangun kemajuan dunia dengan menggerti dan mempelajari bahasa asing lainnya, majulah generasi muda Indonesia! Tunjukan kebesaran bangsa indonesia dan pesona bahasa indonesia di muka dunia.
Sumber Referensi :
Disusun dan dikembangkan kembali oleh Yandha Jaka Perdana (Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan S1 Sistim Informasi, Universitas Gunadarma angkatan 2009) untuk menjadi bahan tugas menulis artikel pada mata kuliah bahasa Indonesia yang diambil berdasarkan dari tulisan karangan Bapak Drs. Masnur Muslich, Msi. Dengan judul SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA. Beliau adalah dosen di Faculty of Humanities and Social Sciences, Princes of Songkhla University (PSU), Campus Pattani, Thailand. (sumber bisa dilihat lengkap di http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html)